Search This Blog

Saturday, February 4, 2012

The Agent of Change – Karya Indah dari Kaum Intelektual Minoritas

Menjadi bangsa yang maju merupakan mimpi yang sangat ditunggu-tunggu oleh semua lapisan masyarakat. Dua faktor penting yang menjadi syarat untuk menjadi bangsa yang maju, yaitu pendidikan dan keberadaan pemuda. Pendidikan merupakan aspek penting yang harus dipenuhi dalam pemenuhan syarat menjadi bangsa yang maju. Melalui pendidikan, dapat diciptakan karya-karya inovatif yang mampu memudahkan semua permasalahan yang ada di kehidupan. Adapun, elemen kebangkitan dan penerapan karya hasil pendidikan akan lebih optimal bila ada faktor individu yang melaksanakannya dengan bijak, yaitu para pemuda. Para pemuda yang memiliki ‘pendidikan yang baik’ akan mampu mengantarkan bangsa ini menuju lebih baik lagi.

Pemuda yang dikatakan memiliki ‘pendidikan yang baik’, ialah mahasiswa. Keberadaan mahasiswa mampu memberikan kualitas bangsa yang lebih baik, walaupun jumlahnya hanya sekitar 4% dari total penduduk Indonesia. Para mahasiswa ini diharapkan menjadi agent of change pada bangsa ini.. Secara general, tujuan mahasiswa ialah mencapai perubahan, baik perubahan dalam diri sendiri maupun perubahan untuk masyarakat. Kerangka berfikir inilah yang memang harus ada dalam setiap pemikiran mahasiswa, yaitu perubahan yang lebih baik.
Pada hakekatnya, tugas utama mahasiswa ialah belajar (atau disebut ‘akademik’). Beberapa pesan dari kebanyakan orang tua menginginkan anaknya untuk hanya fokus dalam bidang akademik, atau dengan kata lain belajar guna mencapai Indeks Prestasi (IP) yang tinggi tanpa mempedulikan hal lain. Namun seiring berjalannya waktu studi, pemikiran mahasiswa akan terus berkembang. Tak hanya memikirkan akademik saja, kini hampir seluruh mahasiswa aktif dalam berbagai kegiatan karena memang ingin mencapai tujuannya masing-masing. Dengan kata lain, mahasiswa lebih cenderung mengalami perubahan pola pikir yang jauh lebih spesifik dalam kurun waktu tertentu dan karena kondisi lingkungan atau bangsa.
Sebagai contoh, ketika ditanya tentang tujuan awal para mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian. Sebagian besar dari mereka menjawab bahwa mereka ingin kuliah dengan benar dan lulus dengan IP cumlaude. Namun, seiring waktu studi dan pula karena kepedulian, maka kini tujuan tak hanya IP saja tetapi juga agar mereka bisa berkontribusi pada masyarakat. Jawaban menjadi berkembang bahwa mereka ingin membuat pertanian negeri ini menjadi lebih baik. Dengan sentuhan teknologi, mereka percaya bahwa pertanian Indonesia bisa mandiri dan sejahtera. Dengan demikian, benar kenyataannya bahwa peran mahasiswa sebagai agent of change sangat diperlukan. Peran ini dapat ditinjau menjadi dua bentuk pergerakan, yaitu horizontal, implementasi terhadap masyarakat; dan vertikal, bentuk penyambung lidah masyarakat terhadap pihak pemerintah.

Pergerakan horizontal yang disorot adalah berupa karya mahasiswa yang dapat dikategorikan menjadi tiga hal, yaitu inovasi, peningkatan kewirausahaan, dan pengabdian masyarakat yang ketiganya sangat berkaitan satu sama lain. Inovasi yang diciptakan oleh mahasiswa bermanfaat untuk peningkatan kualitas kewirausahaan masyarakat sehingga memiliki added value. Dimana pada akhirnya inovasi tersebut bisa mengeskalasi taraf hidup masyarakat yang mandiri dan memiliki daya saing tinggi bagi Indonesia nantinya.
Peran mahasiswa sebagai penyedia inovasi ini sangat penting. Beberapa program pemerintah dan universitas yang ditujukan untuk memberdayakan masyarakat memang sangat memberi manfaat. Misalnya saja program Kuliah Kerja Nyata (KKN), Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan beberapa kompetisi kemasyarakatan. Mari kita ambil contoh untuk program KKN. Pada program ini, mahasiswa membentuk tim yang kemudian tinggal di suatu desa dan diamanahkan untuk membuat suatu perubahan di desa tersebut. Ide dan pemikiran mahasiswa akan lebih inovatif dan mampu memberikan kondisi lingkungan di desa tersebut lebih baik. Contohnya saja: penyediaan energi alternatif, optimalisasi produksi hasil pertanian, ataupun pembangunan sumber daya air bersih. Dengan demikian, kondisi desa akan lebih baik, dan diharapkan akan mampu menjadi desa yang mandiri.

Bentuk karya lain yang bisa dijadikan contoh semangat mahasiswa di bidang sosial, ialah PKM-M. PKM-M diadakan oleh pihak DIKTI dan ditujukan untuk memberdayakan masyarakat. Misal pemenang PKM-M dari FTP UGM yang bertemakan “Sekolah Pangan”. Kegiatan dalam PKM tersebut ialah mengajarkan masyarakat di suatu desa di Gunung Kidul, Yogyakarta, mengenai cara mengolah bahan pangan disana dan menjadikan bahan pangan tersebut memiliki nilai gizi yang baik dan nilai jual yang lebih tinggi.
Peran mahasiswa yang turut aktif dalam kegiatan kemasyarakatan seperti KKN dan PKM-M tersebut sangat baik dan menjunjung moral. Walaupun waktu dari program tersebut habis, mahasiswa masih tetap bertanggung jawab dalam segala kegiatan kemasyarakatan dan menyelesaikan permasalahan di masyarakat. Rasa peduli menjadi kunci utama agar setiap mahasiswa dapat selalu aktif di kegiatan-kegiatan seperti itu. Namun, itulah kewajiban mahasiswa. Mahasiswa harus bisa membuat inovasi, bahkan berbasis teknologi, guna memudahkan proses-proses dan menyelesaikan permasalahan yang sangat kompleks.
Peran dan tanggung jawab mahasiswa di bidang sosial tak hanya sekedar memberdayakan masyarakat saja. Bentuk karya vertikal yang diperlukan adalah sinergisasi dari masyarakat, mahasiswa, dan pemerintah. Untuk menyempurnakan inovasi yang dibuat oleh masyarakat diperlukan komunikasi yang baik dengan pemerintah sebagai fasilitator, regulator, dan katalisator inovasi tersebut. Selain itu keterlibatan masyarakat yang direpresentasikan dengan pelaku industri juga penting, sebagai 'guru' inovator yang sudah ahli dalam bidang spesifik dan evaluator terhadap inovasi mahasiswa.
Mahasiswa yang menjalankan program-program kemasyarakatan menyadari betul tentang arti penting ‘menebar kebermanfaatan’. Sehingga umumnya, mereka aktif di berbagai kegiatan non-akademik, atau organisasi. Misalnya saja di semua fakultas dan universitas di Indonesia, umumnya memiliki organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Kelompok Studi. Dua organisasi yang bertolak belakang aktivitasnya, namun mempunyai tujuan yang sama yaitu memberdayakan anggotanya dan berkontribusi ke masyarakat. Dari pihak BEM yang lebih menjurus ke segi politik, sehingga banyak sekali menggali tentang dunia politik bangsa termasuk menggali kasus dan mengkritisi kebijakan yang dibuat pemerintah. Di sinilah sangat terlihat peran mahasiswa di bidang sosial. Mahasiswa cenderung menggali lebih dalam tentang permasalahan politik, ekonomi, sosial yang terjadi karena terjadi ‘keanehan’ sistem di pemerintah. Mahasiswa mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan itu semua jika semua kasus tersebut dinilai sangat berpengaruh buruk terhadap masyarakat, khususnya masyarakat kurang mampu. Namun, metode penyelesaian yang dilakukan ialah secara intelektual dan beradab. Mahasiswa dituntut untuk bertindak secara professional daan tetap mengutamakan aspek ‘pendidikan’. Salah satu metodenya ialah mengadakan diskusi dengan pihak politisi atau pejabat negara dan dilakukan pemecahan masalah secara bijak.
Kemudian, salah satu organisasi yang melakukan pekerjaan sosial ialah kelompok studi. Umumnya, terdapat program kerja yang berupa pemberian penyuluhan kepada masyarakat terkait hal tertentu, seperti pelatihan pembuatan produk makanan unik dan menarik dari bahan pangan lokal yang ada di suatu desa. Dengan diadakannya kegiatan tersebut, maka bukan hal yang tidak mungkin untuk terjadi perkembangan ekonomi yang lebih baik. Melalui program kerja seperti itu, pendirian UKM dan industri kreatif akan mampu terwujudkan guna menyokong perekonomian mereka. Peran aktif mahasiswa di program kerja tersebut memang sangat penting, namun mahasiswa punya kewajiban besar lain, yaitu untuk terus mengembangkan program kerja tersebut menjadi lebih besar lagi. Tujuannya ialah agar dapat menebar manfaat ke masyarakat dengan skala yang lebih besar lagi.
Akhirnya, sudah banyak karya-karya nan indah, inovatif dan kreatif yang dihasilkan oleh mahasiswa Indonesia, dan memberi pengaruh baik bagi masyarakat sekitar. Kehadiran dan kepedulian mahasiswa, sebagai kaum intelektual minoritas, sangat penting dalam mewujudkan bangsa yang maju dan sejahtera. Begitu banyak peran dan tanggung jawab yang harus dilakukan oleh kaum intelektual ini. Mahasiswa harus bisa selalu menggunakan ‘otak’ dan ‘hati’nya dalam menghadapi semua permasalahan sosial yang ada. Dengan bermodalkan 2 hal tersebut, mahasiswa akan menjadi sosok manusia yang berani, sosok dan peduli pada masyarakat.

Mahasiswa harus menjalani hubungan baik dengan masyarakat dan pemerintah. Dengan demikian, mahasiswa akan sangat mengerti tentang kondisi dari mahasiswa dan pemerintah yang sebenarnya. Berkaitan dengan hal tersebut, maka mahasiswa akan mampu mengerti sosok pemimpin yang sangat diidamkan oleh seluruh lapisan masyarakat. Dengan bermodalkan moral yang baik, mendahulukan kepentingan masyarakat, dan tegas, maka mahasiswa akan menjadi calon pemimpin yang baik dan ideal untuk negeri ini. Dengan pemimpin yang memiliki kriteria seperti itu, maka Indonesia pasti menjadi bangsa yang maju, mandiri, berakhlak dan sejahtera.

Disinilah negeri ini berdiri menuju kemajuan, melalui pendidikan dan pemuda, dan berkombinasi menjadi mahasiswa. Mahasiswa berperan penting dalam kemajuan bangsa ini. Dengan terus ada rasa semangat untuk ‘menebar manfaat’ kepada orang lain, maka kelak bangsa ini sudah tidak akan ditemui lagi masyarakatnya yang kesusahan. Karena setiap kali ada masalah disana, pasti ada kami, kaum mahasiswa, yang siap membantu dan menyelesaikannya.

Penulis:
Kurniawan Eka S.
S1 – Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian UGM

No comments:

Post a Comment